ANTAM BEKASI

Loading

Kedokteran Gigi dan Emas: Peran Unik Gold Alloy dalam Menghindari Reaksi Alergi Mulut

Kedokteran Gigi dan Emas: Peran Unik Gold Alloy dalam Menghindari Reaksi Alergi Mulut

Di antara berbagai material yang digunakan dalam restorasi gigi, paduan emas (gold alloy) memegang posisi istimewa bukan hanya karena durabilitasnya, tetapi juga karena sifat biokompatibelnya yang superior. Dalam konteks Kedokteran Gigi dan Emas, logam mulia ini berperan unik dalam meminimalkan risiko reaksi alergi kontak di rongga mulut, sebuah masalah yang sering ditimbulkan oleh material logam lain, seperti nikel atau kobalt. Emas menawarkan solusi yang aman dan andal bagi pasien yang sensitif terhadap logam, menjadikannya pilihan restorasi yang ideal untuk jangka panjang.

Reaksi alergi terhadap material restorasi gigi sering kali terjadi karena pelepasan ion logam ke dalam cairan mulut (korosi). Ion-ion ini kemudian berinteraksi dengan protein tubuh dan memicu respons imun. Gejala alergi di mulut dapat bervariasi, mulai dari peradangan gusi (gingivitis), rasa terbakar, hingga lichenoid reaction pada mukosa mulut. Kedokteran Gigi dan Emas mengatasi masalah ini berkat sifat emas yang inert, atau sangat tidak reaktif. Emas, terutama paduan emas dengan kandungan tinggi (misalnya tipe IV yang mengandung emas minimal 75%), hampir tidak melepaskan ion ke jaringan sekitar.

Dalam sebuah penelitian klinis yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Material Gigi pada tahun 2024, ditemukan bahwa tingkat sensitivitas kontak terhadap paduan emas jauh di bawah 1% populasi, dibandingkan dengan paduan logam berbasis nikel yang dapat memicu alergi pada 10-15% individu. Data ini memperkuat Kedokteran Gigi dan Emas sebagai solusi premium. Untuk pasien yang memiliki riwayat alergi logam yang parah, paduan emas sering direkomendasikan sebagai bahan mahkota, jembatan, atau inlay untuk menjamin keamanan jaringan mulut.

Untuk kasus restorasi besar, seperti implan gigi atau protesa yang bersentuhan langsung dengan jaringan lunak, pemilihan material dengan biokompatibilitas tinggi sangat penting. Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia, Drg. Dewi Lestari, Sp.Pros., dalam seminar edukasi pada tanggal 15 November 2025, menekankan pentingnya melakukan tes alergi logam sebelum pemasangan restorasi, terutama jika material yang digunakan adalah paduan non-mulia. Namun, beliau menambahkan bahwa dengan paduan emas, tes alergi sering kali dapat dilewati karena rekam jejak biokompatibilitasnya yang hampir sempurna. Sesi seminar yang diadakan di Aula Konferensi Kedokteran Gigi tersebut berlangsung selama 120 menit, memberikan pedoman klinis yang spesifik. Penerapan emas dalam praktik Kedokteran Gigi dan Emas modern merupakan bukti bahwa investasi pada material berkualitas tinggi adalah investasi pada kesehatan pasien secara menyeluruh.