ANTAM BEKASI

Loading

Dari Tambang Hingga Brankas: Jejak Panjang Emas dan Proses Pengolahannya

Dari Tambang Hingga Brankas: Jejak Panjang Emas dan Proses Pengolahannya

Tambang Hingga Brankas Emas, logam mulia yang mempesona, telah memikat peradaban selama ribuan tahun. Perjalanannya dari perut bumi hingga berkilau di brankas atau menghiasi diri sebagai perhiasan melibatkan serangkaian proses yang kompleks dan menarik. Artikel ini akan menelusuri jejak panjang emas, mulai dari penambangan, berbagai metode ekstraksi, pemurnian, hingga menjadi bentuk yang siap diperdagangkan, serta menyoroti isu lingkungan yang terkait dengan industri ini.

Tambang Hingga Brankas emas dimulai jauh di bawah permukaan bumi, di mana ia terperangkap dalam urat-urat batuan atau endapan aluvial. Proses penambangan emas sangat bervariasi tergantung pada jenis deposit. Penambangan terbuka (open-pit mining) digunakan untuk deposit dangkal dan luas, melibatkan penggalian skala besar menggunakan alat berat. Sementara itu, penambangan bawah tanah (underground mining) diperlukan untuk deposit yang lebih dalam dan tersembunyi, dengan pembuatan terowongan dan lorong untuk mencapai bijih emas. Pendulangan, metode tradisional yang masih digunakan oleh penambang skala kecil, memanfaatkan gravitasi untuk memisahkan partikel emas dari sedimen sungai.

Setelah bijih emas diangkat ke permukaan, langkah selanjutnya adalah ekstraksi. Berbagai metode digunakan untuk memisahkan emas dari material lain yang bercampur. Salah satu metode yang umum adalah sianidasi, di mana bijih emas yang telah dihancurkan halus direndam dalam larutan sianida. Sianida melarutkan emas, yang kemudian dipisahkan dari larutan menggunakan karbon aktif atau metode pengendapan lainnya. Metode lain termasuk flotasi, yang memisahkan mineral berharga berdasarkan sifat permukaan hidrofobiknya, dan amalgamasi (meskipun penggunaannya semakin dibatasi karena isu lingkungan merkuri).

Emas yang diperoleh dari proses ekstraksi belum murni. Tahap pemurnian bertujuan untuk menghilangkan pengotor dan mendapatkan emas dengan kadar yang diinginkan. Metode tradisional seperti pendulangan dan penggunaan merkuri (dengan risiko lingkungan yang signifikan) masih dipraktikkan dalam skala kecil. Namun, metode modern seperti elektrolisis dan pirometalurgi (peleburan pada suhu tinggi) menghasilkan emas dengan tingkat kemurnian hingga 99,99%. Dalam elektrolisis, emas kotor menjadi anoda dan emas murni mengendap di katoda dalam larutan elektrolit. Pirometalurgi melibatkan pemanasan emas dengan bahan kimia tertentu untuk memisahkan pengotor.